Diskusi tentang Desain - Definisi Desain (3)

 

Definisi Desain (3)

Teknologi Desain 

Untuk keperluan desain yang berbeda, setiap desainer harus mengerti dan memahami penggunaan teknologi untuk bidangnya masing-masing, karena untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan sesuai desain, penguasaan teknologi mutlak diperlukan.

   Gambar 1. Barcelona Chair karya Mies Vand Der Riohe, 1929

(Sumber:  Ludwig Mies van der Rohe. Barcelona Chair. Designed 1929 (this example 1953) | MoMA)

Seorang insinyur sipil harus mengerti karakteristik baja dan beton, sedangkan seorang desainer fesyen harus mengerti sifat-sifat dan karakter kain yang berbeda-beda. Teknologi yang dipahami harus sejalan dengan bidangnya masing-masing dan ini juga berkaitan dengan pembedaan antar desain dengan melihat produk akhirnya. Klien mempekerjakan desainer berdasarkan benda yang di desain, misalnya desain jembatan dengan desairen jembatan, rumah dengan arsitek dan desain furnitur dengan desainer furnitur, dan seterusnya. 

Namun dalam perkembangannya, banyak desainer yang mengerjakan desain berbeda dengan bidangnya dan berhasil, misalnya Mies vand der Rohe yang mendesain kursi di pavilion Jerman saat Barcelona Exhibition tahun 1929 dan kursi itu menjadi benchmark desain kursi modern hingga saat ini. Ada juga arsitek terkenal seperti  Santiago Calatrava yang terlatih mengerjakan jembatan sebagai insinyur. Ada juga desainer yang sulit untuk diklasifikasi seperti Philippe Starck yang mendesain bangunan, interior, furnitur, dan alat-alat rumahtangga. Dan banyak juga penemuan benda justru oleh orang-orang yang berbeda bidang dengan benda yang di desain, misalnya: 

Table 1.  Penemu dan penemuan

                                              

Pengklasifikasian desain berdasarkan hasil akhir sering tidak tepat sasaran karena yang membedakan antara insinyur dan arsitek tidak hanya proses desainnya namun juga teknologi yang semakin khusus dan juga penggunaan dan penguasaan material yang berbeda-beda. Namun terkadang pengkhususan ini dapat mengekang karena membatasi kreativitas.   

__________

Referensi literatur :

1) Lawson, Bryan. How Designers Think : The Design Process Demystified (Elsevier : 2005)