Mengenal Bangunan Terminal Bandar Udara (bagian 3)
Konsep Bentuk Bangunan Terminal Penumpang (bagian 2)
Secara umum, konsep bentuk bangunan terminal penumpang terbagi menjadi beberapa bentukan konfigurasi yaitu: (1) Gate Arrival Terminals, (2) Pier Finger Terminals, (3) Pier Satelite Terminals dan Remote Satelite Terminals, (4) Transporter, dan (5) Hybrid Terminals. Pada pembahasan yang lalu sudah dibahas mengenai dua konfigurasi yaitu (1) Gate Arrival Terminals dan (2) Pier Finger Terminals. Untuk selanjutnya kita akan bahas tiga konfigurasi lainnya.
Gambar 1. Komponen Bandar Udara dan Konfigurasi Terminal (Sumber: transportgeography.org)
(3) Pier Satellite Terminal dan Remote Satellite Terminal
Konfigurasi Pier Satellite Terminal memiliki pola yang hampir sama dengan Pier Finger Terminal dimana bangunan-bangunan concourse / sambungan menempel ke bangunan induk. Hanya saja konfigurasi ini lebih rumit karena sambungannya berbentuk satelit. Sedangkan Remote Satellite Terminal sambungannya tidak menempel secara fisik ke bangunan terminal induk.
Bentuk terminal satelit sendiri mulai berkembang sejak tahun 1960-an dan 1970-an saat terowongan bawah tanah maupun APMS (Automated Passanger Movement System) mulai digunakan di bandar udara untuk menghubungkan bangunan induk terminal dengan bangunan satelit yang digunakan untuk fasilitas boarding pesawat udara.
Kelebihan konfigurasi satelit adalah memudahkan pengembangan bangunan terminal penumpang sesuai kebutuhan dengan tetap menyisakan ruang untuk taxi/pergerakan pesawat udara di landas parkir/apron. Selain itu, meskipun jarak antara bangunan induk terminal dengan bangunan satelit jauh, penggunaan APMS akan memudahkan perpindahan tersebut dan mengurangi jarak tempuh untuk penumpang.
Gambar 2. Terminal 1 Bandar Udara Charles de Gaulle (dibuka tahun 1974), terminal berbentuk sirkular/bulat yang dihubungkan ke struktur satelitnya (tujuh buah satelit dengan boarding gate masing-masing) melalui jalur bawah tanah.
(Sumber: https://fromabove.altervista.org/ : Image: Google
Kelebihan lain dari tipe satelit adalah fungsi pelayanan lebih praktis terpusat di bangunan utama terminal dan tidak terganggu dengan ukuran parkir pesawat ukuran besar pada satelitnya.
Kekurangan tipe satelit adalah mirip dengan kekurangan tipe pier yaitu apabila ada pengembangan, wayfinding akan menjadi lebih sulit dan akan ada jarak tempuh yang makin jauh antar fasilitas sehingga membingungkan penumpang, terutama apabila ada perpindahan gate, pengurusan bagasi, atau fasilitas lainnya.
(4) Transporter
Pada tahun 1962, Dulles International Airport merupakan bandar udara pertama di dunia yang menggunakan konsep ini. Konsep terminal transporter dikenal juga dengan istilah mobile lounge atau remote aircraft parking ditujukan untuk memaksimalkan jumlah parkir pesawat udara dan jumlah penumpang yang dilayani dengan meminimalkan sambungan antara bangunan terminal dengan parkir pesawat (dibuat terpisah). Pada konsep transporter ini, bangunan terminal penumpang dibangun berjauhan jaraknya dengan area parkir pesawat, dan dihubungkan menggunakan mobile loungers atau kendaraan pengantar yang akan membawa penumpang dari dan atau menuju pesawat udara melalui sisi udara.
Pada konsep transporter, semua fasilitas pelayanan penumpang dibuat terpusat pada bangunan terminal sehingga mempersingkat jarak tempuh penumpang. Kekurangannya adalah apabila semua fungsi terkumpul menjadi satu akan terjadi kepadatan penumpang khususnya pada mobile lounge apalagi jika pesawat udara yang digunakan adalah wide body aircraft*.
Pada pertengahan tahun 1990-an, Bandar Udara Internasional Dulles akhirnya membuat bangunan satelit di area sisi udara untuk mengurangi kepadatan penumpang pada bangunan terminal utama. Bangunan utama tetap dipakai namun hanya sebagai fasilitas awal yang menghubungkan menuju ke bangunan satelit dan tidak langsung ke pseawat udara. Sekitar tahun 2004 direncanakan dibuat penghubung bawah tanah antara bangunan terminal utama menuju satelit untuk menghilangkan penggunaan kendaraan pengantar sepenuhnya. Di Amerika Serikat konsep terminal transporter murni sudah tidak digunakan, kecuali penggunaan shuttle bus untuk remote parking apabila semua gate terpakai. Di negara-negara Timur Tengah, konsep transporter masih banyak digunakan.
Gambar 3. Terminal Bandar Udara Internasional Dulles, terminal transporter pertama di dunia.
(Sumber: https://www.flydulles.com/iad/about-dulles-international)
(5) Hybrid Terminals
Seiring pertumbuhan penerbangan sipil yang pesat pada era 1970-an meliputi perkembangan wide body aircraft (memiliki kapasitas tempat duduk besar dan juga bentang sayap yang lebar), pertambahan volume penumpang dan juga penambahan rute penerbangan, pengelola bandar udara harus selalu siap beradaptasi untuk penambahan fasilitas dan fungsi yang selalu berubah. Sebagai hasilnya, banyak bangunan terminal bandar udara yang dikembangkan dengan bentuk geometri secara ad-hoc alias penuh dengan improvisasi, menjadikan bentukan terminal menjadi hybrid alias gabungan dari beberapa konfigurasi dasar terminal penumpang yang sudah dibahas sebelumnya ( konfigurasi 1 s.d 4). Bentukan terminal hybrid bisa merupakan gabungan dua atau lebih konfigurasi terminal dasar.
Kelemahan dari terminal hybrid adalah kepadatan penumpang, kesulitan dalam wayfinding, jarak tempuh yang jauh sehingga menimbulkan banyak kritik, khususnya pada tahun 1970-an s.d. 1980-an. Hasilnya, perencana bandar udara mulai mengembangkan ulang desain area terminal, dengan fokus pada strategic planning dan fokus pada desain terminal yang dapat mengakomodasi kebutuhan akses transportasi darat, penumpang, dan pesawat udara namun tetap fleksibel untuk beradaptasi terhadap level pertumbuhan transportasi udara dan perilaku sistemnya.
Gambar 4. Terminal Bandar Udara Chicago O'Hare, contoh terminal hybrid yang menggabungkan konsep konfigurasi unit terminal, linear, pier, dan satelit
(Sumber: https://www.airport-ohare.com/map.php)
_________
*Wide Body aircraft atau pesawat berbadan lebar adalah pesawat yang memiliki kapasitas besar yang mampu menampung penumpang sebanyak 200-800an penumpang, dengan lebar kabin antara 5-6 m dengan jumlah lorong 2-3 buah.
__________
Referensi literatur :
1) Alexander T. Wells, dkk. Airport Planning & Management. 5th Edition. (McGraw - Hill : 2004)
Comments
Post a Comment