Diskusi tentang Desain - Definisi Desain (2)

 

Definisi Desain (2)

Pendidikan Desain 

Pendidikan desain secara formal tergolong relatif baru dan baru ada sekitar abad ke-19 sejalan dengan revolusi industri. Pada awal abad ke-20, pendidikan desain makin diperlukan seiring dengan ide 'modernisme' itu sendiri, dan sekarang pendidikan desain sendiri mulai berevolusi ke hal lain diluar sekedar langgam. 


   Gambar 1. Vila Isola sebagai Bangunan Kolonial dengan langgam art deco di Bandung, Indonesia

Abad-20 ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat, termasuk bangunan. Desain hampir selalu terkait dengan sejarah, filosofi, seni dan sains. Pada periode itu, perkembangan desain 'modern' diperkenalkan. Baru setelah abad-20 dimulai pada pertengahan tahun 1960-an, disadari bahwa dimungkinkan untuk move on dari modernisme itu sendiri. Pendidikan arsitektur itu sendiri semakin berevolusi dari 'terdiskoneksi' dari sejarah dengan tak hanya mempelajari sejarah sebagai preseden, namun juga menggunakannya untuk memperkaya desain kontemporer. Penggunaan teknologi seperti komputer pun memungkinkan imajinasi desain lebih luas dan tak terbatas.

Pendidikan desain sudah melampaui batas negara dan bangsa, dan hampir smuanya berpusat pada penggunaan 'studio' baik secara fisik maupun konsep sebagai pusat pembelajaran desain. Konsep studio sendiri adalah dengan mengutamakan pembelajaran dari 'melakukan'(learning by doing) dengan cara mendesain langsung melalui penyelesaian masalah tapak dan desain, bukan hanya melalui analisis atau studi saja. Nyaris tidak mungkin bila belajar desain tanpa melaksanakannya secara langsung. 

Meskipun demikian, terdapat kelemahan dari sistem pengajaran studio ini, meskipun dibuat seolah-olah mirip seperti biro konsultasi desain di dunia nyata. Umumnya, studio desain berisi sekelompok murid desain yang bekerja dibawah asuhan pembimbing. Sayangnya, studio ini jarang sekali berisi klien sungguhan dengan permasalahan nyata seperti constrain  waktu, biaya, kriteria riil dan permasalahan dunia nyata.  Karenanya, seringkali studio desain justru feeding ego untuk siswa desain dan juga untuk mentor yang membimbingnya, menjadi semacam wadah fantasi alih-alih tempat penggemblengan sebelum ke dunia nyata. Kecenderungan ini tampak pada mahasiswa perencanaan wilayah dan kota dan juga arsitektur yang seringkali tidak menjawab permasalahan riil di lapangan saat sudah turun ke publik.

Pola pikir yang berbeda juga akan ditemukan pada desainer furnitur yang cenderung lebih mengenal bahan dibandingkan arsitek, dan juga desainer struktur (civil engineer) yang sejak awal hanya terfokus pada aspek kekuatan dan minus di aspek lainnya. Sejak awal kesemuanya sudah terpisah, namun harus ditarik garis merah bawah mendesain adalah suatu mental state alih-alih sekedar kegiatan yang baku, dan karenanya cakupannya luas dan bidangnya beragam.







__________
Referensi literatur :
1) Lawson, Bryan. How Designers Think : The Design Process Demystified (Elsevier : 2005)

Comments

Popular Posts