Diskusi tentang Desain - Peran Desainer (1)

          

Perubahan Peran Desainer (bagian 1)

Proses Desain tradisional (Vernakular) vs Pemisahan antara Desain dan Karya

Desain dan craftmanship sudah berjalan sejak lama, baik dalam bidang seni maupun arsitektur. Namun di era modern, desain seringkali dipisahkan dengan pembuatan produknya, yang menyebabkan terciptanya jarak antara desain dengan implementasinya. Jarak ini nyaris tidak ditemukan pada arsitektur vernakular, dimana permasalahan karena tapak dan iklim terjawab langsung dalam desain, hal yang sering hilang dalam arsitektur modern.




   Gambar 1.Arsitektur Vernakular Rumah Tradisional Kudus

Pada jaman dahulu, desain cenderung bersifat empiris dan vernakular alias diturunkan secara turun-temurun sehingga kepekaan desain pun tinggi namun nyaris tidak memiliki kualitas individual karena semua terlihat sama. Pada akhirnya pemisahan antara desain dan karya (produk desain) dalam hal ini adalah bangunan lebih banyak ditemukan pada pendekatan modern. 

Profesionalisasi desainer membuat desainer lebih bebas dalam mengembangkan ide-idenya, namun di satu sisi kehilangan sentuhan langsung atas karyanya. Craft-based touch is missing. Pengkultusan individu seperti Star Architect pun menjadi hal yang jamak ditemui. Di Indonesia, arsitek seperti Andra Matin dikenal sebagai arsitek ternama dan banyak dipuja, namun seperti banyak arsitek dan desainer lainnya, karyanya pun 'berjarak' dengan realita dan seperti tidak menjawab 'bisikan site'. 


Gambar 2.Kompleks Taman Ismail Marzuki yang dibangun ulang dengan desain dari arsitek Andra Matin

Kompleks Taman Ismail Marzuki yang baru ini misalnya, banyak yang menyebutkan sebagai desain yang kurang peka dengan iklim. Penggunaan beton yang masif membuat kawasan ini sebagai urban heat island di tengah-tengah kawasan Cikini yang tadinya  rimbun dengan pepohonan (Elisa Jakarta, 2022 on twitter / x). Penempatan kolam 'pendingin' yang tepat di area bawah kubah planetarium juga menyebabkan glare sehingga hingga kini (2025) planetarium Jakarta masih belum bisa difungsikan dengan baik. Penerjemahan mentah-mentah arsitektur Brutalism ala Tadao Ando ke jantung Kota Jakarta yang panas








__________
Referensi literatur :
1) Lawson, Bryan. How Designers Think : The Design Process Demystified (Elsevier : 2005)



Comments

Popular Posts