Moda Akses Bandara (bagian 5)
(1) Bis
Terdapat beberapa jenis bis yang beroperasi di bandara:
- Bis berjadwal biasa (bis kota)
Bis berjadwal biasa yang beroperasi pada kota (bis kota) biasanya digunakan oleh pegawai alih-alih penumpang karena sering berhenti dan kapasitas bagasi yang kecil. Meskipun demikian, bis kota umum digunakan pada negara-negara dengan penggunaan transportasi umum yang tinggi seperti negara-negara ex blok timur. Kebanyakan warga lokal akan menggunakan bis kota untuk bepergian termasuk ke bandara namun pendatang atau turis akan memilih moda transportasi lain karena rute bis bisa membingungkan dan berputar-putar.
- Bis shuttle lokal yang didedikasikan untuk penumpang bandara
Di Indonesia, operator yang digunakan biasanya adalah Damri yang menghubungkan dari terminal bis atau area bangkitan lainnya menuju ke bandara. Bis ini berjadwal dan menghubungkan point-to-point. Ongkos bis bandara biasanya lebih mahal biayanya dibanding bis kota. Bis bandara di luar negeri contohnya the Washington Flyer dikhususkan untuk penumpang bandara dan tarifnya lebih mahal namun lebih nyaman dibandingkan bis kota. Namun bis ini hanya menghubungkan antar node dengan link antara stasiun lokal, terminal bis, dan hotel-hotel besar. Jenis shuttle bus seperti ini amat nyaman untuk wisatawan namun tidak begitu diminati oleh warga lokal karena kebanyakan memulai perjalanan dari daerah suburban atau luar kota. Kota Los Angeles menyediakan bus di downtown Union Station untuk melayani park-and-ride yang memungkinkan warga lokal untuk menggunakan shuttle dari fasilitas park-and-ride menuju ke bandara.
Gambar 1. Bis Damri di Bandara Soekarno Hatta - Jakarta (Sumber: https://https://www.archyde.com/)
- Bis jarak menengah - jauh
Bis jarak menengah sampai jauh ini bersaing dengan moda transportasi lain seperti keretaapi, taksi, kendaraan pribadi, maupun transportasi udara dari bandara pengumpan lain. Bis jarak menengah - jauh menjanjikan kenyamanan karena meminimalkan perpindahan moda seperti pada keretaapi yang perlu moda sambungan untuk menuju ke terminal penumpang bandara. Namun bis jarak menengah - jauh memiliki kelemahan yaitu kecepatan yang cenderung lebih lambat, frekuensinya jarang, dan sama seperti shittle dan minibus dapat terhambat kemacetan jalan. Kebanyakan bis jarak menengah - jauh dijalankan oleh perusahaan otobis swasta (mungkin dikecualikan seperti bis Damri di Indonesia yang kebanyakan masih merupakan mayoritas penyertaan modal nasional/pemerintah) dan beberapa dijalankan langsung oleh maskapai penerbangan sendiri (agak jarang dijumpai di Indonesia) yang sekaligus menawarkan cek in bagasi (dulu populer sebelum 9/11*).
*9/11 : peristiwa 9 September 2001 yang mengubah penerbangan dunia dan keamanan penerbangannya.
__________
Referensi literatur :
1) Kazda,Antonin; Caves, Robert E. Airport Design and Operation. 2nd Edition. (Elsevier : 2007)
Comments
Post a Comment