Akses Sisi Darat Bandar Udara (Bagian 7)

 

Moda Akses Bandara (bagian 2)

Mobil Pribadi (2)

Semakin lama suatu bandara  dibangun akan semakin sedikit tersedianya ruang untuk pengembangan bandara akan semakin sulit menyediakan jalan akses menuju terminal. Misalnya, ruang yang tersedia di bandara besar seperti Heathrow di dekat terminal 1, 2, dan 3 sangat terbatas dan hanya bisa diakses melalui terowongan. Tingkat keterisian parkir short term lebih tinggi 4x dibanding parkir inap. Ada 14 lahan parkir berbeda dengan harga yang berbeda pula di Bandara Heathrow.

Parameter lainnya untuk mendukung kenyamanan bandara dengan tingkat akses mobil yang tinggi adalah panjang kerb keberangkatan (lihat gambar 1). Umumnya oada bandara yang penumpangnya diantar oleh orang lain (dinamakan 'kiss and ride' ) panjang kerb keberangkatan akan menjadi bagian terkritis saat waktu puncak (peak hour) dimana area terminal mengalami traffic yang tinggi saat banyak gate dibuka. Rule of thumb-nya adalah tiap panjang 100 m kerb adalah untuk melayani kapasitas 1 juta pax/year. Mitigasi yang bisa dilakukan antara lain dengan mempercepat arus kendaraan pada drop off dengan menempatkan petugas. Dapat juga dilakukan penambahan dan pengaturan lalulintas dengan menambah lajur/lane depan gedung terminal, namun hal ini akan menambah resiko kecelakaan saat arus kendaraan saling bersilangan. Gedung parkir short term bertingkat dengan akses langsung menuju gedung terminal adalah opsi lain yang efektif selain menyediakan titik drop-off remote dengan akses keretaapi atau shuttle bus. 


   Gambar 1. drop off Terminal 3 Soetta (Sumber: https://www.inews.id/)

Hal paling penting untuk pengguna mobil adalah wayfinding  yang mudah dengan meletakkan rambu dan marka pada jalan, gedung terminal, dan area-area lain yang mungkin dituju pada bandara.  Gedung terminal penumpang, maskapai, dan parkir harus ditandai dengan mudah agar tetap terlihat di malam hari. Informasi yang disampaikan harus tepat, mudah diidentifikasi dan mudah dipahami.

Besarnya persentase pengguna mobil tidak hanya menjadi penyebab utama kemacetan, hal ini juga akan menimbulkan efek negatif kepada lingkungan. Pada banyak bandara, tingkat polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor karena perjalanan darat yang berhubungan dengan bandara seringkali lebih tinggi dibandingkan polusi yang dihasilkan dari perjalanan udara sendiri. Meskipun demikian, pada banyak bandara kecil akses satu-satunya menuju bandara seringkali adalah dengan menggunakan mobil atau kendaraan pribadi. Bandara-bandara kecil ini (seringkali disebut sebagai bandara pengumpan kelas 2 dan 3 di Indonesia) biasanya melayani penerbangan jarak pendek dan menengah dengan rute domestik atau regional atau point to point langsung. Terkadang pembuatan rute angkutan umum dianggap kurang feasible untuk bandara-bandara kecil sehingga mayoritas pengguna akan menggunakan kendaraan pribadi. 


__________
Referensi literatur :
1) Kazda,Antonin; Caves, Robert E. Airport Design and Operation. 2nd Edition. (Elsevier : 2007)

Comments

Popular Posts