Mengenal Bangunan Terminal Bandar Udara (bagian 22)
Sistem Pengangkutan Penumpang - People Movers (bagian 2)
Untuk menghubungkan penumpang menuju gedung terminal atau menuju remote stands atau antar bangunan dalam bandara, dapat juga digunakan bis berjadwal atau bis khusus. Bis bandara khusus untuk operasi di daerah apron biasanya memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan bis regular, dimensinya dapat lebih lebar dan memiliki clearance (ketinggian bis) yang lebih rendah dibandingkan bis regular untuk memudahkan naik dan turunnya penumpang. Di Indonesia sendiri, jenis bis yang digunakan oleh operator untuk melayani bandar udara-bandar udara besar sebagian besar masih sama dengan bis regular.
Gambar 1.Skema People Mover di Bandara Gatwick (Sumber: Kazda, Antonin, 2007)
Meskipun bis khusus bandara yang digunakan untuk operasi apron memiliki kapasitas yang besar, terkadang kapasitas masih dirasa kurang. Untuk mengatasi hal tersebut, Bandar Udara Honolulu menggunakan 'bus train' atau kereta bis yang terdiri atas beberapa rangkaian dan berbentuk semi-trailer. Untuk di Indonesia sendiri, karena masih menggunakan bis reguler, seringkali digunakan beberapa bis untuk penumpang yang pesawatnya remote parking.
Cara unik lain untuk people mover dan mungkin sekarang sudah tidak digunakan adalah mobile lounge (lihat gambar 2) yang populer pada tahun 1960-an. Mobile lounge ini memiliki kapasitas hingga 100 orang dan pertama kali digagas oleh Eero Saarinen, seorang aristek Finlandia-Amerika. Mobile lounge biasanya digunakan untuk menghubungkan antara terminal utama dengan terminal remote. Mobile lounge diparkir di sisi udara terminal dan dapat berfungsi sebagai boarding lounge. Penumpang tidak perlu berpindah-pindah ketinggian seperti saat menggunakan bis untuk remote parking. Keunggulan remote parking sendiri adalah bangunan terminal penumpang akan terpapar lebih sedikit polusi udara dan suara dari pesawat udara serta memangkas connecting time. Kekurangan mobile lounge ialah biaya operasionalnya yang besar dan juga tidak terdapat konsesi yang dapat menghasilkan pendapatan non-aeronautika bagi penyelenggara bandar udara, sehingga akhirnya ditinggalkan dan tidak digunakan lagi.
Gambar 2. Mobile Lounge (Sumber: https://simpleflying.com)
Cara lain untuk menghubungkan antar bangunan terminal adalah dengan remote pier menggunakan jembatan, misalnya pada Bandara Denver dan juga Pier 6 Bandara Gatwick, London yang memiliki remote pier sepanjang 128 m dan setinggi 32 m yang menghemat 50.000 perjalanan bis setahunnya dan melayani 3,4 juta pax/tahun untuk 11 stands.
Gambar 3. Remote pier di London Gatwick (Sumber: https://www.macegroup.com)
__________
Referensi literatur :
1) Kazda,Antonin; Caves, Robert E. Airport Design and Operation. 2nd Edition. (Elsevier : 2007)
Comments
Post a Comment