Mengenal Bangunan Terminal Bandar Udara (bagian 16)

   

Proses Penanganan Penumpang dan Bagasi - Proses Penanganan Bagasi (bagian 1)

Baggage Handling

Proses penanganan bagasi adalah aktivitas kritis. Maskapai berusaha mengurangi waktu turn around antar penerbangan sekaligus meningkatkan rata-rata load factor. Pada bandara-bandara besar, terminal long haul (penerbangan jarak jauh) memiliki rata-rata 210 penumpang. Bila setiap penumpang mendapat jatah bagasi seberat 20 kg, dalam waktu 40 menit, kurang lebih 8 ton bagasi harus di bongkar muat. Salah satu kriteria baik atau tidaknya kualitas pelayanan bandara adalah waktu tunggu penumpang untuk mendapatkan bagasi setelah turun dari pesawat dan melewati imigrasi.

Pada bandara kecil, kebanyakan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan bagasi dilakukan secara manual. Bagasi dimuat ke dalam kereta bagasi / dolly-dolly langsung dari ban berjalan/conveyor belt untuk dibawa ke bagasi pesawat udara. Bagasi bahkan dapat diserahkan langsung dari kereta bagasi kepada penumpang saat tiba. Pada bandara berukuran sedangsaat keberangkatan pada beebrapa pesawat terjadi dalam satu waktu, proses pemilahan bagasi harus tersedia. Pemilahan bagasi dapat dilakukan secara manual dengan tenaga manusia dimana pekerja memindahkan bagasi dari carousel menuju kereta atau semi otomatis dimana petugas menyiortir secara manual berdasarkan tag/tanda pada setiap bagasi. Pada pemrosesan bagasi secara manual maupun semi otomatis, human factordapat menyebabkan hilangnya bagasi atau keterlambatan bagasi yang bisa berakibat berkurangnya reputasi baik bandara. Data statistik SITA tahun 2005 '9 (Jane's Airport Review Oktober 2006) menunjukkan bahwa 30 juta bagasi mengalami kesalahan penanganan sehingga menimbulkan kerugian sebanyak US$ 2,5 juta. Pada setiap 1000 penumpang, 17 mengalami keterlambatan bagasi, 2,7 bagasi mengalami kerusakan dan 0.75 mengalami pencurian atau kehilangan bagasi. Hub di Eropa salah menangani 15 s.d 20 bagasi untuk tiap 1000 penumpang, sedangkan di amerika serikat hanya 6 untuk jumlah yang sama. Faktor penyebab kesalahan penanganan bagasi di seluruh dunia adalah sbb.:
- 61 % bagasi transfer salah penanganan
- 15 % bagasi gagal dimuat/diangkut
- 9 % kesalahan pada ticketing
- 5 % kesalahan cuaca/ketersediaan ruang/pembatasan beban
- 4 % kesalahan muat
- 3 % kesalahan pelabelan
- 3 % kesalahan penanganan saat kedatangan

Pada bandara besar sangat penting untuk menyediakan sistem penanganan bagasi otomatis. Otomatisasi akan meningkatkan kapasitas gedung terminal secara signifikan dan juga meningkatkan standar pelayanan. Sistem penanganan bandara otomatis menggunakan label/tag bagasi berupa bar code, kartu meagnet atau chip elektronik dan pengidentifikasi tujuan. Bar code adalah yang paling sering digunakan sekarang, dan tag bar code langsung dicetak saat penumpang cek-in. Pembacaan tag  menggunakan sensor laser, dapat berupa full otomatis maupun ssemi otomatis dengan alat sesor laser manual. Data kemudian disimpan di dalam database penumpang. Hal ini akan menimbulkan identifikasi positif yang disebut baggage reconciliation untuk memastikan bahwa penumpang menaiki pesawat udara yang sama dengan bagasinya. Jika ada penumpang yang tidak menaiki pesawat, maka bagasinya dapat dengan mudah dikenali dan diturunkan untuk alasan keamanan. Pada bandara dengan jumlah penumpang transfer banyak, proses penanganan bagasi (termasuk penortiran dan pendistribusian ulang bagasi) harus dilakukan secepat mungkin untuk mengurangi waktu transfer penumpang. Akan lebih baik untuk memproses bagasi transfer di luar bangunan terminal penumpang, khususnya untuk online transfer dalam satu airline hub.  
 

__________
Referensi literatur :
1) Kazda,Antonin; Caves, Robert E. Airport Design and Operation. 2nd Edition. (Elsevier : 2007)

Comments

Popular Posts