Mengenal Bangunan Terminal Bandar Udara (bagian 7)

   

Desain Terminal Penumpang - Komponen Desain (2)

Imigrasi

Rata-rata waktu pemrosesan paspor adalah sekitar 20 detik. Contoh perhitungannya secara garis besar adalah sebagai berikut: jika waktu mengantri maksimal adalah 5 menit dan terdapat 7 meja yang melayani, maka akan terdapat antrian sebanyak 105 orang. Jarak antar penumpang adalah 0.8-0.9 m* dengan 1 m2 per penumpang untuk LOS level C. Pada lobi keberangkatan  dan kedatangan internasional harus disediakan ruang untuk meletakkan area imigrasi agar antrian dapat diantisipasi. Bila terjadi kepadatan penumpang dengan flow rate 21 per menit untuk waktu yang lama (misalnya 350 orang penumpang dalam waktu 10 menit), panjang antrian dapat melebihi panjang yang diinginkan. Waktu tunggu yang disarankan sebaiknya tidak lebih dari 5 menit. Jumlah  counter imigrasi seringkali tidak dapat ditambah karena keterbatasan petugas imigrasi sehingga perlu dilakukan optimasi flow atau menyediakan ruang antrian dan menurunkan level of service. Pemrosesan paspor juga akan lebih cepat bila menggunakan metide Advance Passenger Processing (APP) menggunakan biometrik dan paspor elektronik. 


Security Screening 

Pemeriksaan keamanan untuk penumpang terdiri dari alat pemeriksaan walk-through, mesin x-ray untuk barang bawaan dan area untuk pemeriksaan manual dan area pengambilan barang-barang setelah pemeriksaan x-ray. FAA menyarankan luasan area pemeriksaan keamanan sekitar 10 -15 m2 untuk menangani 500-600 penumpang per jam (pax/hr). Tapi sebagai pembanding, di Bandara Heathrow pada tahun 2006, flow pemeriksaan keamanan adalah 270 pax/jam sempat menurun menjadi 210 pax/jam namun dioptimasi menjadi 270 pax/jam. Sepertinya dengan kondisi standar pemeriksaan keamanan saat ini standar proses penanganan FAA mungkin agak sulit diterapkan.


Koridor

Bila kecepatan jalan rata-rata adaah 74 m/menit, koridor selebar 6 m akan efektif untuk mengakomodasi penumpang sebanyak 300-600 pax/min, bergantung pada lebar orang dan jarak antar orang. Sebagai pertimbangan, lebar koridor efektif sebenarnya adalah dikurangi sekitar 1 m dari lebar sebenarnya karena perletakan fasilitas umum di pinggir koridor dan keengganan manusia untuk berjalan menempel/dekat dengan dinding koridor.


Ruang Tunggu Keberangkatan

Ruang tunggu keberangkatan setidaknya harus memiliki ruang untuk menampung aktivitas utamanya seperti menunggu keberangkatan, area antrian, serta area pemrosesan penumpang. Area untuk charging, toiler, dan konsesioner untuk memfasilitasi penumpang bila terjadi delay. Untuk load factor 75%, diperlukan kira-kira luasan 1 m2 untuk tiap penumpang, dengan jumlah kursi sekitar 50% dari jumlah penumpang bila sekiranya terjadi delay


Gambar 1. Kondisi Ruang Tunggu Keberangkatan Bandara Adisutjipto (2018). Sebaiknya dibuat standar LOS minimum untuk penumpang yang menunggu dalam waktu lama di bandara.
(Sumber: https://m.medcom.id/jawa-tengah/peristiwa-jateng/Rb13zPxK-ruang-tunggu-di-bandara-adisutjipto-ditambah)

Untuk LOS C luasan yang diperlukan untuk tiap tempat duduk adalah 1.5 -2.0 m2 dan sirkulasi seluas 1.5 -1.8 m2/pax.


Konsesioner

Retail dan sejenisnya sangat penting untuk bandara karena berfungsi untuk meningkatkan pendapatan bandar udara. Meskipun keberadaannya membantu penumpang untuk memenuhi kebutuhan, namun terlalu banyak konsesi akan menghambat flow penumpang dan menyebabkan tundaan. Konsesi dapat diletakkan tidak di area utama pergerakan, namun ini akan menyebabkan impulse buyingberkurang dan penumpang seringkali tidak memiliki waktu atau keinginan untuk melihat-lihat. Penumpang akan cenderung membeli lebih banyak apabila dibuat santai, seperti meletakkan konsesi setelah melewati area cek-in dan SCP (Security Check Point) yang melelahkan. Karena waktu yang tebatas dan berbelanja bukan tujuan utama penumpang, maka eksposur visual serta penerangan konsesi juga kebersihan dan kerapian sangat penting.

Pembagian konsesi dapat berupa 60% pertokoan dan 40% restoran. Total kebutuhan konsesi di terminal adalah sekitar 700 - 1000 m2 per mppa.



__________
Referensi literatur :
1) Kazda,Antonin; Caves, Robert E. Airport Design and Operation. 2nd Edition. (Elsevier : 2007)

Comments

Popular Posts