Mengenal Bangunan Terminal Bandar Udara (bagian 6)
Desain Terminal Penumpang - Komponen Desain (1)
Kerb Sisi Darat
Kerb sisi darat digunakan untuk drop-off dan pick up penumpang, baik menggunakan bis, kendaraan pribadi, taksi, dll. yang masing-masing diletakkan pada area yang berbeda. Kedatangan dan keberangkatan juga dibuat terpisah, baik secara spasial pada single level terminals maupun dibedakan secara lokasi vertikal pada two level terminals. Panjang kerb tipikal adalah 1 m per 10 TPHP (Typical Peak Hour Passenger), namun ini juga bergantung pada traffic dan kondisi kerb. Kadang kendaraan berhenti lebih lama di kerb sehingga diperlukan pengaturan yang melarang kendaraan untuk berhenti terlalu lama.
Lobi Ticketing*
Lobi tiket* memerlukan 4 m untuk space antrian memanjang, sebuah meja konter dan space di belakang konter untuk staf dan peralatan, kira-kira membutuhkan luasan sebesar 2500 m2 untuk 50 maskapai / EQA (Equivalent Airlines). Lobi ini terletak di belakang area cek-in.
Area Cek-in
Fasilitas yang diperlukan pada area cek-in meliputi konter cek-in, konter informasi penerbangan, toilet, saluran telpon dan telpon, kafetaria kecil (untuk pengantar atau penumpang sebelum masuk ke SCP 2 atau area keberangkatan). Tujuan area cek-in adalah menangani penumpang secepatnya untuk menghindari tundaan (delay) dan tumpukan (crowding) penumpang. Konter cek-in mandiri (self check-in) dan baggage drop juga sudah mulai banyak tersedia. Area cek-in bergantung pada TPHP (Typical Peak Hour Passenger), tipe kepadatan penumpang (traffic), konfigurasi konter cek-in, penjualan tiket*, Level of Service, waktu rata-rata pemrosesan penumpang, dan rasio pengantar penumpang**. Pengantar sebaiknya dibatasi agar tidak masuk atau mengganggu antrian dan konter. Panjang antrian disarankan sekitar 20 m, dapat berbentuk crocodile queue dan terdapat petugas yang melakukan pengecekan kesesuaian tiket. Untuk antrian, Level LOS yang disarankan sekitar 2,3 m2/pax dengan troli dan kecepatan antrian 0,9 m/s.
Area cek-in biasanya diletakkan tidak jauh dari area masuk terminal penumpang dan dapat berbentuk linear maupun island atau kombinasi.
Gambar 1. Konter Cek-in linear (semua dimensi dalam meter)
(Sumber: FAA AC 150/5360 –13 Planning and design guidelines for airport terminal facilities)
Baggage Handling System Out-going
Biasanya sistem BHS out-going terpasang di bawah langtai keberangkatan di bandar udara-bandar udara besar. Sistem ini terdiri atas:
- ban berjalan, dengan kode yang diberikan pada tilted tray atau tempat barangnya;
- alat penyortir untuk membaca kode pada tray atau barang;
- sistem screening atau pemeriksaan;
- area transfer barang.
Sistem BHS harus mampu menangani antara 0.8 s.d 2.2 barang per penumpang atau 1600 s.d 2200 barang per jam untuk 4 EQA (Equivalent Airlines) atau 16000 s.d 26000 per jam untuk 50 EQA. IATA menyarankan bahwa waktu yang diperlukan untuk barang dari cek-in menuju area make-up yang terjauh tidak melebihi 9 menit, transfer barang dari domestik ke internasional tidak lebih dari 25 menit dan dari internasional ke internasional tidak lebih dari 35 menit. Untuk mencapai waktu yang cepat, transfer barang mungkin dilakukan di apron.
Gambar 2. Konter Island (semua dimensi dalam meter)
(Sumber: FAA AC 150/5360 –13 Planning and design guidelines for airport terminal facilities)
Ban berjalan / conveyor belt dioperasikan pada kecepatan antara 0.4 s.d 0.8 m/s dan dapat mengantarkan 20 s.d 50 barang per menit. Kecepatan maksimal adalah 1.5 m/s. Kemiringan tidak boleh melebihi 22 derajat. Luncuran / chutes dapat digunakan namun kemungkinan barang dapat rusak.
Ukuran area sortir dan penggabungan bagasi bergantung pada banyaknya barang dan tipe dari teknologi yang digunakan.
__________
Referensi literatur :
1) Kazda,Antonin; Caves, Robert E. Airport Design and Operation. 2nd Edition. (Elsevier : 2007)
Comments
Post a Comment